selamat pagi....
kali ini saya akan share bagimana menghindari pembobolan rekening dari CyberCrime. okeyy langsung aja kita simak.....!!
CARA MENGHINDARI PEMBOBOLAN REKENING
Dengan maraknya kejadian
pembobolan rekening melalui eksploitasi kelemahan sistem layanan ATM dan juga
SMS serta Internet banking meninjukkan semakin canggihnya para penjahat cyber yang dikenal dengan nama CyberCrime. Pihak perbankan harus memiliki sistem pengamanan
yang kuat dan terus ditingkatkan kemampuannya dari waktu ke waktu untuk
antisipasi berbagai jenis upaya kejahatan yang terus berubah dan berkembang. Meskipun jaman sekarang jaman yang sangat canggih tetapi semua itu pasti
punya kelemahan dan celah tersendiri, yang di mana para Cyber terus melakukan
percobaan-percobaan demi keberhasilan mereka
.
Meskipun demikian, agar terhindar dari tindak kriminal, diperlukan juga peran
aktif nasabah. Karena di dalam dunia keamanan dikenal istilah “your security is
my security” (keamanan pasti punya celah juga). Semua pihak harus melakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman bahwa di
dalam pemanfaatan berbagai macam layanan yang berbasis teknologi, selain
memudahkan juga terdapat resiko yang harus diwaspadai. Karena di dunia digital pasti ada kelemahannya !!
Berikut ini adalah 6 cara untuk
menghindari aksi pembobolan rekening ini:
1. Tak Kenal Maka Tak Sayang
Kenali layanan yang digunakan dan cermati bagaimana cara kerja teknologinya
serta pahami aturan serta prosedur yang diterapkan terutama di dalam aspek
pengamanan. Bank memiliki banyak produk dan layanan, sudah sepatutnya nasabah
memahami dan dapat membedakan karakteristiknya. Contoh layanan SMS/mobile
banking dan Internet banking pada prinsipnya adalah perluasan dari layanan ATM
namun dengan fitur yang lebih terbatas dibandingkan ATM. Artinya, tidak semua
fitur yang tersedia di ATM (misalnya ganti PIN) bisa digunakan pula di
SMS/mobile banking atau Internet banking.
Nasabah juga perlu mengetahui, bahwa untuk dapat menggunakan SMS/mobile banking
dan Internet banking, terlebih dahulu harus memiliki kartu ATM dan PIN yang
nanti akan digunakan untuk aktivasi/ mendaftar. Bila nasabah telah paham
kondisi ini, maka ybs. dapat memilih untuk menggunakan atau tidak menggunakan
layanan tersebut sesuai kebutuhannya. Sebab tidak semua orang memanfaatkan
online banking bahkan kartu ATM pun belum tentu digunakan. Sementara sebagian
bank, terutama yang sudah online seolah menerapkan keharusan setiap nasabah
untuk memiliki kartu ATM.
Yang paling penting bagi nasabah adalah,
tidak ada keharusan untuk memanfaatkan semua layanan, fitur dan teknologi yang
ditawarkan. Sesuaikan dengan kebutuhan anda, manakah yang paling mudah
(dikuasai) dan paling nyaman untuk digunakan di dalam menunjang aktivitas
transaksi.
*) catatan: anda punya pilihan untuk memilih bank dan jenis produk layanannya
yang paling sesuai dengan kebutuhan. Semua bank masih tetap memiliki layanan
teller konvensional dan punya cabang hingga ke pelosok, terutama beberapa bank
nasional maupun bank daerah milik pemerintah.
2. Mengetahui Jenis Kartu Transaksi
Khusus untuk layanan yang menggunakan kartu sebagai media, ATM, debit, voucher
elektronik, kartu kredit, dlsb. perlu diketahui jenis kartu yang dipakai. Pada
prinsipnya saat ini ada 2 jenis kartu yaitu:
Magnetic stripe card, mengikuti standar ISO/IEC untuk ukuran, bentuk,
karakteristik bahan magnetik yang digunakan,penempatan jalur pita magnetik,
hingga format penyimpanan data. Prinsipnya kartu jenis ini menyimpan data di
dalam pita magnetik yang kemudian dapat dibaca ulang menggunakan alat yang
memiliki head pembaca seperti di dalam perangkat tape recorder, dengan cara
digesekkan. Masyarakat awam menyebut jenis kartu ini dengan istilah “kartu
gesek” atau “swipe card”.
Cara kerja teknologi magnetic stripe card pada dasarnya adalah seperti ini:
pada saat digesek itulah isi data pita magnetik dibaca, dikirim, diterjemahkan
dan diolah pemroses di sisi pusat untuk memeriksa identitas pemegang kartu,
validitas dari kartu itu sendiri dan juga keabsahan transaksinya. Proses ini
terjadi secara real time dan harus online apabila unit pembaca dan pemrosesnya
terpisah.
Kartu magnetik digunakan luas oleh masyarakat untuk berbagai macam keperluan,
mulai dari kartu identitas karyawan/mahasiswa/pelajar
, SIM hingga kartu akses kamar hotel dlsb. bukan hanya untuk kartu ATM/debit
atau kartu kredit. Sehingga perangkat pembaca (reader/skimmer), maupun untuk
menulis (recorder) serta aneka software untuk enkripsi/dekripsi data dijual
bebas di pasaran. Bukan hal yang luar biasa apabila terjadi penggandaan kartu
ATM karena perangkatnya tersedia dan tidak memerlukan keterampilan yang khusus
untuk melakukannya. Apalagi teknologi ini sudah digunakan selama sekitar 20
tahun sehingga berbagai macam kelemahan telah diketahui luas dan karenanya
sudah sepatutnya mulai digantikan dengan teknologi lainnya yang lebih maju dan
aman.
Kartu dengan teknologi baru adalah jenis chip/smart card. Bentuknya seperti
yang digunakan pada telepon selular (GSM/CDMA SIM/RUIM card). Ukuran dan
formatnya diatur oleh standar internasional (ISO). Chip tersebut bisa berfungsi
sebagai memori saja maupun juga sebagai mikroprocessor atau sekaligus keduanya.
Pada dasarnya adalah sistem komputer dalam satu chip yang ditanamkan pada kartu
plastik. Cara kerjanya dapat melalui kontak langsung dengan cara ditancapkan
maupun secara nirkabel, cukup ditempelkan dari jarak dekat pada mesin pembaca
atau kombinasi keduanya (hybrid) dan dapat digabungkan dengan teknologi lainnya
seperti RFID maupun biometric system.
Biasanya chip card ini juga masih dipasang magnetic stripe untuk kebutuhan
backward compatibility (kompatibilitas mundur), terutama untuk aplikasi di
sektor perbankan. Karena belum semua jaringan layanan perbankan seperti mesin
ATM, EDC telah memiliki kemampuan pembacaan dan pengolahan smart card. Sehingga
magnetic stripe tetap dipasang di kartu yang sama sebagai backup.
Kelebihan smart card terutama adalah kemampuan pengolahan transaksi secara
offline. Artinya tidak harus terkoneksi real time ke server atau pengolah
pusat. Ini dimungkinkan karena seluruh data pada dasarnya telah ditanamkan di
dalam chip, bukan hanya identitas tetapi juga termasuk besarnya saldo atau dana
yang tersedia. Bahkan dimungkinkan melakukan transaksi langsung dari user ke
user tanpa melalui bank. Sehingga kartu jenis ini dapat digunakan untuk
beberapa fungsi sekaligus misalnya saja sebagai kartu ATM/debit dan juga
sebagai kartu kredit dan voucher sekaligus, jadi praktis.
Smart card juga relatif lebih aman dibanding pendahulunya. Karena memiliki
kemampuan processing sendiri selain sebagai memori, maka relatif lebih sulit
digandakan dibandingkan jenis kartu magnetic stripe yang bersifat hanya sebagai
memori saja. Perlu peralatan khusus untuk mencetak smart card yang harganya
jauh lebih mahal dan oleh vendor hanya disediakan dalam jumlah terbatas.
Maka demi keamanan, gunakan hanya kartu chip. Kalau bank belum memberikan kartu
chip, Anda harus minta ganti dan jangan menggunakan untuk transaksi sebelum
diganti. Aturan Bank Indonesia (BI), sejak Januari 2010 untuk kartu kredit yang
boleh digunakan hanya kartu jenis chip.
*) catatan: eksploitasi celah kelemahan smart card juga sudah banyak terjadi
dan ada banyak kasus dilaporkan. Misalnya penggandaan chip dan pemindai jarak
jauh untuk smart card berbasis teknologi RFID (kartu voucher yang ditempelkan
pada mesin EDC). Sehingga beberapa layanan mulai membuat kombinasi sistem
keamanan ganda tidak hanya berbasis PIN dan password melainkan juga biometrik
(sidik jari, retina dlsb.). Tapi masalahnya adalah biaya dan kerumitan
implementasinya.
3. Perlindungan Kartu Secara Fisik
Kalau kartu anda dapat digunakan pada jaringan internasional, maka biasanya
akan memiliki kode 3 angka (CVV2) di belakang kartu Anda. Kecuali untuk
otorisasi transaksi online, kode CVV2 tidak akan pernah digunakan. Tutup 3
angka di belakang kartu dengan sticker, cellotape yang tidak transparan. Untuk
transaksi konvensional di mesin ATM, counter EDC merchant kode CVV2 juga tidak
diperlukan. Apabila kartu rusak, terlipat, patah ataupun hilang, segera lakukan
pemblokiran dan minta pengganti. Catat nomor telepon hotline, customer service,
fax dan alamat resmi bank penerbit kartu. Gandakan catatan ini pada beberapa
tempat yang berbeda namun mudah diakses pada saat genting.
Untuk melindungi kartu jenis RFID (misalnya voucher pra bayar elektronik), saat
ini di pasaran banyak dijual casing (seperti jaket/sleeve) anti pemindai. Di
kalangan underground banyak dijual peralatan ini (pemindai RFID) dengan harga
murah dan bahkan cukup mudah dibuat sendiri (homebrew).
4. Manajemen PIN dan Password
Langkah pengamanan sendiri (self protection) yang perlu dilakukan adalah
mengganti PIN ATM, kartu debit/kredit, SMS/mobile banking dan password Internet
banking anda sesering mungkin. Parameter sederhana untuk penggantian PIN dan
password adalah misalnya ketika anda cukur rambut atau ganti kaos kaki (yang
mulai bau), atau ganti sikat gigi (karena sudah mulai kusut) atau tiap kali cek
tekanan roda kendaraan, itulah saatnya mengganti PIN. Di stasiun pompa bensin
biasanya ada mesin ATM dan anda bisa mengganti PIN ketika sedang melakukan
transaksi pembelian BBM.
Selain itu simpanlah PIN di tempat aman dan sandikan catatan itu dengan cara
anda sendiri (misalnya dengan menyisipkan angka tambahan), sehingga orang lain
tidak mudah menebak PIN anda. Sedang untuk password, sebaiknya gunakan
kombinasi alfanumerik dan karakter spesial apabila diijinkan oleh sistem.
Gunakan frasa panjang (lebih dari 8 karakter) yang tidak mudah dimengerti
maknanya secara harfiah. Yang terakhir, jangan pernah memberitahukan PIN dan
password kepada siapapun termasuk kepada petugas bank dengan alasan apapun.
Karena itu pintu masuk segalanya.
Musuh utama masalah keamanan adalah perilaku (behaviour) manusia itu sendiri,
kebiasaan buruk yang diabaikan (permisif). Sebagian besar insiden terjadi
akibat eksploitasi kelemahan secara sosial, sehingga tekniknya disebut dengan
social engineering (rekayasa sosial). Modus penipuan mengaku undian berhadiah
atau petugas bank yang sedang melakukan perawatan atau orang yang mengaku
petugas bank dan memberikan bantuan adalah contoh rekayasa sosial tersebut.
*) catatan: manusia punya kelemahan dalam mengingat sejumlah besar PIN dan
password, apalagi harus diganti secara periodik. Anda dapat menggunakan
software komputer yang disebut password manager untuk mengelola aneka PIN dan
password serta perubahannya tanpa harus menghapalkan satu per satu. Software
tersebut yang akan melakukan perubahan periodik terhadap password anda bahkan
tanpa anda sendiri mengetahui/hapal isi passwordnya. Sehingga teknik social
engineering tak akan mudah memperdaya anda. Anda cukup menghapal satu kata
kunci pembuka sandi software itu saja. Data hasil penyimpanan disandikan,
sehingga walaupun bisa diambil orang lain, tetap saja tidak bisa dibaca secara
telanjang. Dengan software ini anda dapat menyimpan dan mengamankan data di
tempat yang terpisah untuk memudahkan anda mengaksesnya dan untuk menghindari
single point of failure. Misalnya, bila anda hanya menyimpan data PIN dan
password di HP atau notebook, maka ada kemungkinan masalah bila justru media
itu yang hilang. Dengan software ini anda dapat menyimpan data di sejumlah
tempat dan bisa diakses dari manapun, di Internet misalnya.
5. Tidak Mudah Percaya dan Lakukan Cross Check
Jangan pernah memberikan informasi PIN, password dan data pribadi yang biasa
digunakan untuk otorisasi perbankan kepada siapapun dengan alasan apapun
termasuk pada customer service bank. Data pribadi seperti misalnya nama gadis
ibu kandung dan lainnya, walaupun bukan informasi yang rahasia, namun oleh bank
selalu dijadikan kata kunci otentikasi identitas nasabah. Oleh karena itu,
sebaiknya informasi tersebut diindungi, tidak mudah diberikan kepada siapapun.
Kecuali memang yakin bahwa itu prosedur yang harus dilalui, misalnya ketika
melaporkan kehilangan kartu.
Oleh karena itu sangat penting bagi nasabah untuk memahami detail setiap aspek
layanan sehingga bisa membedakan manakah prosedur sesungguhnya dan yang
ternyata adalah jebakan.
Sekarang banyak sekali pihak ketiga (misalnya perusahaan asuransi) dengan
alasan ada kerja sama dengan pihak bank penerbit kartu, menawarkan produknya
secara telemarketing dan anda diminta memberikan informasi pribadi tertentu
dengan alasan untuk keperluan otentikasi. Resikonya, apabila ternyata bukan
telemarketing tetapi dari sindikat pelaku fraud yang mencoba mengkorek data dan
informasi pribadi, anda tidak pernah tahu dan seolah diposisikan tidak bisa
melakukan cross check dalam situasi ini. Lebih bijaksana bersikap tidak mudah
percaya dan tetap cross check.
Berhati-hati apabila menerima tawaran dari telemarketing, karena biasanya
persetujuan yang anda berikan akan diterjemahkan sebagai kesediaan untuk
melakukan auto debet terhadap account anda. Ini berbahaya, lebih baik bila
kurang yakin, anda meminta waktu untuk melakukan konfirmasi kepada bank
penerbit apakah benar pihak bank punya kerjasama dengan pihak telemarketing
tersebut dan bagaimana aturan main serta risikonya. Atau tolak tawaran
(telemarketing) itu. Kalau anda tertarik, cukup anda tanyakan kepada petugs
telemarketing tsb. nama produk dan siapa penyelenggaranya. Selanjutnya anda
sendiri bisa inisiatif yang menghubungi penyelenggara jasa itu dan meminta
untuk dilayani. Cara ini lebih aman, lakukan cross check, walau ini perlu
partisipasi aktif anda.
Banyak modus kejahatan melakukan eksploitasi psikologis (bagian dari social
engineering), seperti di dalam tawaran telemarketing atau undian berhadiah.
Manusiawi apabila untuk sesaat seseorang akan merasakan euforia ketika
diberikan ucapan selamat karena mendapatkan hadiah besar. Tetapi harus tetap
waspada dan selalu melakukan cross check walaupun biasanya pelaku akan menekan
dengan cara memberikan ancaman halus berupa batas waktu. Sesungguhnya anda
tetap punya waktu untuk melakukan cross check. Demikian juga dengan modus
penipuan lain, seperti misalnya berita darurat (sanak keluarga memerlukan
tindakan medis segera) ataupun perintah misterius dari seseorang yang mengaku
sebagai petugas/aparat keamanan. Informasi pribadi milik anda bisa saja
digunakan untuk memperdaya orang terdekat anda atau sebaliknya. Siapapun akan
mengalami kepanikan apabila ada kabar orang terdekat dalam kondisi kritis, apalagi
si pemberi kabar mampu meyakinkan memberikan data-data pribadi yang sangat
akurat, sehingga lalai untuk melakukan cross check.
Hal lain yang perlu anda pahami adalah, tidak selalu informasi pribadi itu akan
digunakan untuk suatu tujuan jahat seperti penipuan dengan berbagai macam modus
yang telah dipaparkan di atas. Di dalam dunia underground economy (pasar gelap
di Internet), informasi pribadi seseorang adalah komoditas yang sangat diminati
dan dapat diperjualbelikan. Motif yang pertama adalah untuk data marketing. Di
dunia nyata, biaya survey market sangatlah mahal dan seringkali harus
memberikan kompensasi pada responden. Maka, data informasi profile responden
sangatlah berharga. Bila ada yang menjual dengan harga murah, itu bisa menjadi
suatu penghematan besar. Motif yang kedua adalah sebagai media bagi jenis
kejahatan yang lain, seperti misalnya spammer – perusahaan marketing online
yang selalu haus alamat email baru untuk disebarkan unsolicited mail, brosur
dan aneka penawaran sampah. Ataupun digunakan para bot master untuk menyebarkan
malware, menginfeksi komputer anda dengan trojan dan menggunakannya sebagai
pasukan (bersama ratusan, ribuan komputer lain yang terinfeksi) bots untuk
menyerang pihak lain. Di dunia cyber crime, seorang bot master (attacker) bisa
disewa untuk melakukan serangan terhadap pihak lain. Dan mereka memanfaatkan
komputer anda tanpa disadari. Motif yang ketiga, informasi rahasia anda
digunakan untuk tujuan pemalsuan identitas.
Kesimpulannya, jangan mudah percaya dengan permintaan data pribadi. Baik itu
melalui permintaan off line, via telepon/telemarketing maupun ketika anda
sedang online di Internet. Selalu lakukan cross check dan apabila anda ragu,
lebih baik tinggalkan. Keamanan informasi pribadi anda lebih penting dan berharga
apabila dibandingkan aneka tawaran yang mungkin diberikan kepada anda.
*) catatan: bank menerapkan suatu teknik pengamanan yang disebut dengan psuedo
security, yaitu serangkaian prosedur yang seolah merupakan pengamanan padahal
sebenarnya bukan. Prosedur itu diadakan untuk menciptakan rasa aman semu bagi
awam, baik itu nasabah maupun manajemen bank itu sendiri. Misalnya, informasi
pribadi yang seolah adalah rahasia dan karenanya dijadikan basis data untuk
otorisasi seperti nama gadis ibu kandung. Pada prinsipnya nama gadis ibu
kandung bukanlah informasi yang rahasia, karena tentu saja banyak orang yang
telah mengetahuinya. Sehingga kalau ada yang berniat jahat, bisa saja
mengumpulkan informasi tersebut dan merangkainya sedemikian rupa untuk
digunakan mengelabui customer service bank (misalnya via phone banking).
Kelemahan psuedo security inilah yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan
fraud, misalnya dengan kedok undian berhadiah atau mengaku sebagai customer
service bank, mitra asuransi dlsb. Istilah lain yang mirip dan sangat dikenal
di dalam dunia kemanan informasi adalah prinsip security through obscurity.
Alasan bank menerapkan pengamanan semu adalah justru demi untuk kenyamanan
nasabah, sebab bila sistem pengamanan yang sesungguhnya diterapkan maka akan
menyulitkan. Bila pengamanan makin ketat maka tingkat kenyamanan dan kemudahan
layanan akan semakin menurun.
6. Sadar Lingkungan Transaksi
Ketika anda akan bertransaksi di mesin ATM, hal pertama yang harus anda lakukan
adalah mencari mesin ATM yang sekiranya aman. Pilihlah mesin ATM yang berada di
tempat terbuka dan selalu ramai dikunjungi dan selalu diawasi keamanannya,
misalnya di pusat perbelanjaan. Hindari mesin ATM yang berada di lokasi yang
terpencil, gelap, sepi dan tanpa penjagaan atau pengawasan.
Kalau anda sedang terburu-buru, tidak sempat memeriksa kondisi mesin ATM maka
langkah paling aman adalah menggunakan outlet yang ada di bank itu sendiri.
Setiap kantor cabang, biasanya kini telah menyediakan mesin ATM yang relatif
terjaga kondisinya karena ada petugas keamanan 24 jam (walaupun perlu dipahami
bahwa tugas petugas keamanan sebenarnya bukan mengamankan mesin ATM, melainkan
menjaga kantor cabang – mesin ATM termasuk properti kantor tsb.).
Periksalah kondisi mesin ATM. Perhatikan mulut lubang card reader, apakah ada
bekas lem, tempelan atau benda lain yang mencurigakan (karena tidak seharusnya
berada di situ). Untuk memastikannya, goyangkan sedikit apabila ada benda asing
di sekitar mesin ATM (misalnya kotak pengumuman yang ada di samping mesin ATM),
celah di sekitar mesin atau di atap, untuk memeriksa apakah tidak ada peralatan
tersembunyi di dalamnya, misalnya kamera. Pastikan mulut lubang card reader ATM
telah dilindungi dengan tutup anti skimmer. Cermati apa papan tombol numerik (keyboard)
telah dilindungi dengan penutup. Bila tidak yakin, ketika memasukkan PIN,
lindungi dan tutupi tangan anda sehingga sulit diintip. Periksa pula apa tidak
ada benda lain yang menutupi keyboard, karena pelaku skimmer bisa saja memasang
bantalan tambahan yang menyerupai keyboard dan berfungsi sebagai keylogger
(perekam keyboard). Bila anda tidak yakin dengan prosedur ini, setiap saat anda
bisa meninggalkan mesin ATM tersebut dan mencari lokasi lain yang lebih
terjamin keamanannya.
Jangan pernah percaya dengan tawaran bantuan dari orang di sekitar mesin ATM
termasuk itu yang mengaku sebagai satpam atau petugas bank. Apabila anda
mengalami kesulitan, lebih baik telepon customer service bank dan biarlah
masalah anda diatasi oleh mereka – itu sebabnya mengapa anda harus memiliki
catatan nomor kontak resmi bank. Jangan pernah percaya informasi dari orang
lain di sekitar mesin ATM atau stiker yang seolah menunjukkan nomor kontak
resmi bank, karena bisa saja ternyata bukan dan ini adalah jebakan pelaku fraud.
Bila kartu anda tersangkut di mesin ATM, maka tinggalkan saja tanpa melakukan
apapun kecuali langsung menghubungi CS bank segera diblokir dan meminta kartu
baru. Ingat, dalam prosedur pelaporan ini anda tidak akan diminta menyebut
nomor PIN. Bila CS atau yang mengaku CS bank menanyakan PIN, tutup saja
teleponnya.
Jika anda merasa mengalami penipuan ataupun kejanggalan, lebih baik laporkan
kepada bank atau apabila anda telah menderita suatu kerugian, laporkan kepada
kepolisian terdekat.
Kewaspadaan yang sama harus anda terapkan ketika menggunakan Internet banking.
Syarat utama yang harus dipenuhi adalah memastikan bahwa terminal akses yang
anda gunakan aman. Gunakan selalu terminal akses milik anda sendiri (misalnya
laptop) yang anda yakini kemanannya. Bila anda menggunakan terminal akses
publik (misalnya di warnet, di kampus, di kantor) atau milik orang lain maka
pastikan bahwa terminal tersebut bersih dari virus, trojan dan aplikasi
berbahaya seperti key logger. Anda harus melakukan hard booting terlebih dahulu
sebelum bertransaksi untuk menghapus sejumlah program jahat yang mungkin
residen di memori (misalnya key logger) dan melakukan scan menyeluruh dengan
anti virus serta anti malware terbaru (sejumlah aplikasi tools pemeriksa ini
bisa anda pasang di sebuah media penyimpan USB portabel). Proses ini perlu
waktu.
Anda juga harus membiasakan akses dengan menggunakan browser yang aman atau
menggunakan aplikasi browser portabel milik anda sendiri. Beberapa layanan
Internet banking sudah menyediakan keyboard virtual pada halaman web sehingga
anda tidak perlu memasukkan satu huruf atau angka pun dari keyboard komputer.
Cara ini lebih aman, namun ternyata belum semua bank menerapkan. Anda juga
harus dapat mengenali model penipuan menggunakan teknik phising dan bagaimana
cara menghindarinya serta disiplin untuk tidak mengaktifkan opsi fitur otomatis
merekam username dan password. Setiap kali selesai melakukan transaksi, hapus
pula cookies dan cache.
Tidak cukup sampai di situ, anda juga harus memastikan keamanan saluran akses
yang digunakan. Bertransaksi Internet banking menggunakan layanan WiFi
(wireless) di sebuah cafe adalah contoh yang sangat tidak dianjurkan. Karena
layanan WiFi sangat rawan penyadapan dan teknik ini terlalu mudah untuk
dilakukan. Bisa jadi seorang pengguna laptop yang ada di seberang meja anda
itulah attacker yang sedang menyadap semua informasi penting dari laptop anda
dan mencatat transaksi Internet banking anda termasuk username, password bahkan
algoritma token bank.
Perlu anda ketahui, walaupun sudah menggunakan pengaman token, namun bukan
berarti algoritma kunci dari tools ini tidak dapat didekripsi oleh pelaku
kejahatan. Dengan teknik tertentu token dapat dibobol dan diduplikasi dengan
menggunakan software tools pembongkar algoritma.
Menggunakan terminal yang bersih dan diyakini keamanannya serta saluran fixed
(kabel) private saat melakukan transaksi melalui Internet banking adalah
pilihan yang paling bijaksana.
Terakhir, menggunakan layanan SMS/mobile banking adalah jenis transaksi yang
paling tidak aman karena hanya mengandalkan otentikasi berdasarkan nomor HP dan
PIN. Tidak ada cara pengamanan tambahan misalnya koneksi yang terenkripsi,
metode otentikasi tambahan dan pemakaian token atau one time access code. Anda
perlu mengetahui bahwa nomor HP (di Indonesia hampir semua operator menggunakan
SIM/RUIM card) dapat dengan mudah digandakan (cloning). Sedang PIN dapat dengan
diperoleh misalnya melalui social engineering. Maka, bila anda masih bisa
melakukan transaksi dengan cara lain, tidak selalu dalam kondisi mobile, tidak
harus melakukan transaksi segera, gunakanlah cara lain, hindari menggunakan
fasilitas dan fitur serta layanan SMS/mobile banking. Bahkan mungkin saja anda
tidak perlu mengaktifkan layanan ini apabila memang tidak memerlukannya.
Ketika anda secara intensif memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi dan
mempermudah aktivitas kehidupan sehari-hari, maka sadarilah bahwa anda juga
harus memahami resiko yang menyertai dan memahami bagaimana cara meminimalisir
dampak yang mungkin terjadi. Perilaku waspada dan sadar resiko itu menjadi
tanggung jawab dan peran anda dalam upaya pengamanan. Karena, your security is
my security. Bukan hanya menjadi urusan bank, pemerintah dan penyedia layanan.
sekian postingan kali ini semoga bermanfaat....!
terima kasih dan wasalammmm......